ASAL
MULA PENEMUAN DAN PENGGUNAAN REFRACTORY
Dengan di
temukannya cara membuat api, maka api menjadi bagian penting dalam kehidupan
sehari-hari nenek moyang manusia, tetapi hanya terbatas untuk memanaskan
makanan dan memasak air.
Dalam perkembangan nya nenek moyang manusia
mulai memerlukan suatu tempat atau alat yang bisa di gunakan untuk mengumpulkan
api supaya bisa menyala dalam waktu yang cukup lama yang belakangan dikenal
dengan Tungku atau Furnaces.
Berdasar dari
penemuan fosil, nenek moyang manusia di Western Asia ( sekarang di daratan
Irag, Iran, Syria da Turkey ) telah mulai menggunakan Tungku sejak 6000 SM.
Pada saat itu nenek moyang manusia sudah
menemukan bahwa lapisan tanah yang dipanasi dalam beberapa jam setelah dingin
menjadi keras dan bisa menampung air.
Pada 4500 SM nenek moyang manusia di
daratan tersebut sudah mulai membuat beberapa peralatan dari tanah liat.
Didaerah yang sekarang dikenal Mexico
nenek moyang manusia sudah menggunakan alat
sejenis stove untuk memasak makanan dan air.
Alat tersebut sudah dilengkapi dengan
bagian – bagian seperti tungku pada saat ini, yaitu :
Ø Lubang pemasukan bahan bakar
Ø Secondary passage untuk
lubang udara
Ø Dan outlet gas untuk pengeluran gas buang.
Pada 3500 ~ 3000
SM, penduduk di Mesopotamia, Turkey, Iran, Syria, dll di Western Asia sudah
mulai membuat Fire Brick dan mulai melebur tembaga untuk membuat peralatan yang
tajam seperti pedang, pisau, dll.
Dari sinilah penggunaan Fire brick untuk
keperluan umat manusia mulai digunakan.
Pada awal nya konstruksi furnaces masih
sangat sederhana sehingga banyak sekali terjadi Heat Loss. Kemudian mulai
dibuat Furnaces dengan kontruksi yang terbuat dari block – block untuk
mengurangi heat loss.
Pada 800 ~ 700 SM di Kerajaan Neo Babylonia
sudah menggunakan brick yang dilapisi glaze dan di gunakan pada dinding –
dinding Istana kerajaan.
Pada awal tahun Masehi, orang Hurrians dan
Hittities di Turkey, Iraq, dan Syria sudah membuat Furnaces yang di lengkapi
kontruksi dari tembaga sampai besi.
Namun sampai dengan abad ke 16 Masehi,
temperature di Furnace – furnace tersebut
Belum terlalu tinggi, untuk itu belum
diperlukan Refractory material yang berkualitas.
Pada
abad ke 18 Masehi, sejalan dengan berkembang nya Ilmu Pengetahuan maka juga
dikembangkan technik peleburan besi dan baja sehingga diperlukan Furnaces
dengan temperature yang sangat tinggi.
Kebutuhan akan Refractory yang tahan
terhadap temperature tinggi punmulai di kembangkan , sehingga mulai berdiri
beberapa industri pembuatan Refractory, namun pada awal nya hampir semua nya
berupa Fire bricks.
Dan pada perkembangan refractory modern
mulai dikembangkan apa yang disebut “Monolitic Refractory”.
Untuk lebih detail material & jenisnya, silahkan kunjungi http://www.materialtahanapi.com
Untuk lebih detail material & jenisnya, silahkan kunjungi http://www.materialtahanapi.com